Tradisi Cheese Rolling di Gloucester Inggris

Tradisi Cheese Rolling di Gloucester Inggris – Cheese Rolling adalah tradisi unik yang setiap tahun menarik perhatian ribuan orang di Gloucester, Inggris. Acara ini digelar di Cooper’s Hill, sebuah bukit curam di kawasan Brockworth, dekat Gloucester. Tradisi ini diyakini sudah berlangsung selama berabad-abad, meski asal-usul pastinya masih diperdebatkan oleh para sejarawan.

Beberapa teori menyebutkan bahwa Cheese Rolling bermula pada abad ke-15 sebagai ritual masyarakat setempat untuk menandai datangnya musim semi. Ada pula yang mengaitkannya dengan upacara pagan kuno untuk menyembah dewa kesuburan, di mana roda keju yang digulingkan dianggap simbol matahari. Seiring waktu, tradisi ini berkembang menjadi festival rakyat yang lebih bersifat hiburan sekaligus kompetisi.

Catatan tertua mengenai Cheese Rolling tercatat pada tahun 1826, namun banyak yang percaya acara ini sudah dilakukan jauh sebelum itu. Hingga kini, meski dianggap berbahaya, tradisi ini tetap dilestarikan dan bahkan menjadi salah satu ikon budaya paling terkenal di Inggris.

Jalannya Kompetisi di Cooper’s Hill

Acara Cheese Rolling di Cooper’s Hill berlangsung setiap tahun pada akhir Mei, bertepatan dengan liburan musim semi di Inggris. Ribuan penonton dari seluruh dunia datang untuk menyaksikan kegilaan sekaligus keberanian para peserta yang ikut serta.

Aturan Dasar

Aturannya sederhana: sebuah roda keju Double Gloucester seberat sekitar 3–4 kilogram digulingkan dari puncak bukit yang sangat curam, dengan kemiringan mencapai hampir 45 derajat. Beberapa detik setelah keju digulingkan, para peserta akan berlari menuruni bukit, berusaha mengejar keju tersebut.

Siapa pun yang berhasil mencapai garis finis pertama di dasar bukit dianggap pemenang dan berhak membawa pulang keju sebagai trofi. Uniknya, hampir mustahil mengejar keju karena kecepatan gulirnya bisa mencapai lebih dari 100 km/jam. Jadi, pemenang biasanya adalah orang pertama yang tiba di bawah, bukan yang benar-benar berhasil menangkap keju.

Sensasi dan Risiko

Bukit Cooper’s Hill terkenal sangat terjal dan licin, sehingga peserta sering kali terpeleset, terguling, bahkan terjatuh dengan keras. Tidak jarang ada cedera ringan seperti memar, terkilir, hingga patah tulang. Karena itulah, Cheese Rolling dianggap salah satu festival paling ekstrem di dunia.

Namun risiko tersebut justru menjadi daya tarik tersendiri. Bagi banyak orang, keberanian ikut serta adalah bagian dari kebanggaan dan pengalaman hidup yang tak terlupakan. Tidak hanya penduduk lokal, turis mancanegara pun kerap ikut mencoba peruntungan di kompetisi ini.

Suasana Festival

Selain lomba utama, Cheese Rolling juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan pendukung seperti lomba anak-anak, pertunjukan musik tradisional, hingga pasar rakyat. Suasana meriah bercampur tegang menyelimuti Cooper’s Hill, menjadikan acara ini lebih dari sekadar kompetisi, tetapi juga pesta budaya masyarakat Gloucester.

Cheese Rolling dalam Budaya Populer dan Modernitas

Popularitas Cheese Rolling telah melampaui batas lokal dan menjadi perhatian dunia. Media internasional rutin meliput acara ini setiap tahunnya, sementara video kegilaan peserta yang terguling-guling menuruni bukit sering viral di media sosial.

Ikon Wisata Budaya

Cheese Rolling kini menjadi salah satu atraksi wisata budaya Inggris yang unik. Banyak wisatawan datang khusus ke Gloucester hanya untuk menyaksikan langsung tradisi ini. Hotel, restoran, dan bisnis lokal juga mendapat keuntungan dari meningkatnya kunjungan wisatawan saat festival berlangsung.

Bahkan ketika pandemi sempat membuat acara ini dibatalkan atau digelar dalam skala kecil, minat masyarakat global tidak surut. Tradisi ini tetap bertahan karena dianggap sebagai bagian identitas budaya Inggris yang eksentrik sekaligus menghibur.

Kritik dan Kontroversi

Meski terkenal, Cheese Rolling juga menuai kritik. Banyak pihak, terutama dari kalangan medis, menilai acara ini terlalu berbahaya. Setiap tahun hampir selalu ada peserta yang cedera serius. Namun, penyelenggara menegaskan bahwa risiko adalah bagian dari kompetisi, dan peserta sudah mengetahui konsekuensinya sebelum ikut serta.

Kontroversi ini justru semakin memperkuat reputasi Cheese Rolling sebagai salah satu festival paling “gila” di dunia. Alih-alih menurunkan minat, semakin banyak orang penasaran untuk datang atau ikut serta.

Dampak Sosial dan Ekonomi

Selain sebagai tontonan seru, Cheese Rolling juga memiliki dampak sosial positif. Acara ini memperkuat rasa kebersamaan warga Gloucester dan melestarikan tradisi yang sudah berlangsung ratusan tahun. Dari sisi ekonomi, festival ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pariwisata lokal.

Kesimpulan

Tradisi Cheese Rolling di Gloucester adalah contoh bagaimana sebuah budaya lokal bisa berkembang menjadi fenomena global. Dengan sejarah panjang yang bercampur antara ritual kuno dan hiburan rakyat, acara ini kini dikenal luas sebagai festival paling unik sekaligus ekstrem di Inggris.

Meski penuh risiko, semangat keberanian para peserta dan antusiasme penonton menjadikan Cheese Rolling lebih dari sekadar lomba mengejar keju. Ia adalah simbol kebersamaan, tradisi, dan identitas budaya masyarakat Gloucester.

Bagi wisatawan, menyaksikan Cheese Rolling di Cooper’s Hill adalah pengalaman yang mendebarkan sekaligus menghibur. Sementara bagi masyarakat Inggris, tradisi ini adalah warisan yang terus hidup, membuktikan bahwa budaya bisa tetap lestari meski zaman berubah.

Cheese Rolling mengajarkan bahwa sebuah tradisi tidak harus masuk akal untuk tetap bermakna. Terkadang, justru dalam kegilaan dan keberaniannya, sebuah budaya bisa bertahan dan menginspirasi dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *